Jumat, 09 November 2012

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan


Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Tabel pertumbuhan populasi penduduk didunia



Sumber ;  Iskandar N, Doews Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk didunia.
Tabel 10 Negara dengan populasi penduduk terbanyak









 Bertambah cepatnya penggandaan penduduk (double population) dapat dilihat pada tabel berikut :
Penggandaan Penduduk Dunia





Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San franscisco.
Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh fakor-faktor berikut :
1. Kematian (Mornalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate, yaitu kejadian dari peristiwa yang menytukan dalam bentuk pebandingan yang biasanya tiap 100 penduduk
1. Kematian
Terdapat beberapa tingkat kematian, namun di sini hanya dua tingkat kematian saja yaitu :
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal ada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.Secara dinyatakan tiap 1000 orang dengan rumus sebagai berikut :
D= Jumlah kematian
http://nothend000.files.wordpress.com/2010/10/gseyy.jpg?w=300&h=136
1. Pm=1/2 (P1 + P2)
2. Pm=P1 + (P1 – P2)/2
3. Pm=P2 – (P1 – P2)/2
Pm= jumlah penduduk pertengahan tahun
P1= jumlah penduduk pada awal tahun
P2= jumlah penduduk pada akhir tahun
Pada negara maju (developed countries) angka tingkat kematian kasar lebih rendah dari pada negara berkembang.
b. Tingkat Kematian khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian ini lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Contoh kemungkinan mati lebih besar terjadi pada usia 85 tahun daripada usia 25 tahun. Laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah. Dan karena perbedaan resiko kematian tersebut, ,aka digunakan tingkat kematian ini dengan rumus sebagai berikut :
2. Fertilitas (Kelahiran hidup)
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana seperti pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan berikut :
1. Sulit memperloeh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali).
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita memiliki kemungkinan untuk melakukan.
Ada istilah asing yang kedua-duanya diartikan sebagai kesuburan.
a. Faculdity (kesuburan)
Lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b.Fertility (fertilitas) yaitu jumlah kelahiran hidup dari seorang atau sekelompok wanita.
3. Migrasi
Migrasi adalah asek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang yang mrupakan gerakan penduduk. Migrasi dikaitkan dengan unsur waktu bila di tempat yang barunya mentap minimal 6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang berpindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut maka mereka melakukan mobilitas sirkuler. Migrasi ini merupakan akibt dari keadaan alam dan keadaan sosial, ekonomi, budaya setempat yang kurang menguntungkan seperti :
- Persediaan sumber alam yang terbatas
- Lingkungan sosial budaya tidak kondusif
- Lemahnya potensi ekonomi
- Lemahnya perkembangan alat masa depan
Beberapa alasan tersebut menjadi faktor yang dipertimbangkan penentuan migrasi. Di samping itu mereka juga memikirkan berbagai rintangan yang mungkin dihadapi selama proses migrasi.
Perkembangan kebudayaan

Unsur kebudayaan yang juga memberikan warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Awal masuknya kebudayaan barat ke Indonesia adalah ketika kaum kolonialisme atau Penjajah masuk ke Indonesia, terutama Belanda.
Meskipun kebudayaan barat perlahan masuk ke Indonesia, Masyarakat Indonesia tetap mempertahankan kebudayaan asli Indonesia. Yaitu dengan cara hanya mengambil unsur-unsur positif dari kebudayaan yang baru tersebut. Dengan mengedepankan budaya sehat atau positif diharapkan Indonesia dapat memperoleh nilai positif yang diambil dari budaya luar yang masuk.