Telematika
Istilah
telematika merupakan adopsi dari bahasa asing. Kata telematika berasal dari
kata dalam bahasa Prancis, yaitu telematique. Istilah ini pertama kali
digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya yang
berjudul L'informatisation de la Societe [Seluk Beluk Telematika, h.1,
2001].Teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi,
media, dan informatika.Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah
menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga
sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut
keperluan, sampai seluruh dunia. Pada saat ini informasi sudah banyak
berkembang sedemikian rupa, hanya saja harus adanya dukungan teknologi.
Teknologi telematikalah yang telah berkembang sehingga mampu menyampaikan suatu
informasi.lalu zaman semakin berkembang dan teknologi telematika pun semakin
berkembang terbukti dengan teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya.
Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi
yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat
berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui
3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte),
multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless
access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses
dengan mudah, dan gratis.
Perbedaan
Teknologi Telematika
Terdapat perbedaan telematika dalam
dunia teknologi pada saat ini dan saya merangkumnya menjadi 5 macam perbedaan
teknologi dalam fitur pada antarmuka (interface) telematika, dan berikut
diantaranya: head up display system, tangible user interface, computer vision,
browsing audio data, speech recognition.
1)
Head Up Display
System
Head
Up Display System adalah tampilan transparan yang menyajikan data tanpa
mengharuskan penggna melihat dari sudut pandang yang biasa mereka lihat. Asal
usul nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala
terangkat (head up) dan melihat kea rah depan daripada melihat ke arah bawah
bagian instrument.
Meskipun pada awalnya dikembangkan untuk penerbangan militer, HUDs sekarang digunakan dalam handphone, kendaraan bermotor, dan aplikasi lainnya.
Ada 2 tipe Head Up Display System, yaitu Fixed HUD dan HMD.
Meskipun pada awalnya dikembangkan untuk penerbangan militer, HUDs sekarang digunakan dalam handphone, kendaraan bermotor, dan aplikasi lainnya.
Ada 2 tipe Head Up Display System, yaitu Fixed HUD dan HMD.
a)
Fixed HUD
mengharuskan penggunaannya melihat tampilan melalui media yang dipasangkan ke
chassis/bodi mesin. Tampilan yang ditampilkan tergantung dari orientasi mesin
yang bersangkutan misalkan pesawat tempur. System ini digynakan di kebanyakan
pesawat tempur.
b)
HMD lebih
fleksible karena system ini menampilkan tampilan sesuai dengan gerakan kepala
pengguna.
Contoh
HUDS, seperti General Motors yang memulai mengembangkan Head Up Display Berteknologi
Laser. Dengan inovasi ini, pengemudi tak akan lagi menemukan kendala
penglihatan pada kondisi gelap, hujan bahkan kabut sekalipun.
Inovasi yang menurut GM tak akan lama lagi di produksi ini, memiliki dampak besar pada keselamatan karena mapu memandu pengemudi saat berada di jalan bahkan dalam kondisi hamper mustahil untuk melihat dengan mata telanjang.
Hal ini, dimungkinkan berkat penggunnaan sensor dan kamera yang mengumpulkan informasi untuk diproyeksikan ke kaca depan menggunakan laser ultra violet kecil.
Teknologi ini merupakan bagian dari kerjasama antara departemen pengembangan (R&D) GM dengan tim di University of California dan Carnegie Mellon University.
Cara kerjanya, saat mengemudi dalam kabut, pengemudi bisa memanfaatkan kamera infra merah pada kendaraan untuk mengetahui dimana keberadaan tepi jalan dan laser dapat “melukiskan” tepi jalan tersebut pada kaca depan sehingga pengemudi bisa mengetahuinya.
Inovasi yang menurut GM tak akan lama lagi di produksi ini, memiliki dampak besar pada keselamatan karena mapu memandu pengemudi saat berada di jalan bahkan dalam kondisi hamper mustahil untuk melihat dengan mata telanjang.
Hal ini, dimungkinkan berkat penggunnaan sensor dan kamera yang mengumpulkan informasi untuk diproyeksikan ke kaca depan menggunakan laser ultra violet kecil.
Teknologi ini merupakan bagian dari kerjasama antara departemen pengembangan (R&D) GM dengan tim di University of California dan Carnegie Mellon University.
Cara kerjanya, saat mengemudi dalam kabut, pengemudi bisa memanfaatkan kamera infra merah pada kendaraan untuk mengetahui dimana keberadaan tepi jalan dan laser dapat “melukiskan” tepi jalan tersebut pada kaca depan sehingga pengemudi bisa mengetahuinya.
2)
Tangible User
Interface
Tangible
User Interface, biasa disingkat dengan TUI, adalah antarmuka dimana seseorang
dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama
inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu
perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang professor di laboratorium Media MIT
yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan Istimewanya untuk tangible UI
disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital
sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara lengkap.
The Reactable adalah multi-user instrument music elektronik dengan antarmuka pengguna meja nyata. Beberapa pemain simultan berbagi kendali penuh atas instrument dengan memindahkan benda-benda fisik di atas permukaan meja bercahaya. Bergerak dan berkaitan dengan benda-benda ini, mewakili komponen modular synthesizer klasik, memungkinkan pengguna unuk membuat kompleks dan dinamis sonic topoligi, dengan generator, filter dan modulator, dalam nyata semacam modular synthesiezer atau aliran graspable bahasa pemograman yang dikuasai.
Contohnya adalah sistem Topobo. Dimana balok-balok dalam LEGO Topobo seperti blok yang dapat bertak bersama, tetapi juga dapat bergerak sendiri menggunakan komponen bermotor. Seseorang bisa mendorong, menarik, dan memutar blok tersebut, dan blok dapat menghapal gerakan-gerakan ini.
The Reactable adalah multi-user instrument music elektronik dengan antarmuka pengguna meja nyata. Beberapa pemain simultan berbagi kendali penuh atas instrument dengan memindahkan benda-benda fisik di atas permukaan meja bercahaya. Bergerak dan berkaitan dengan benda-benda ini, mewakili komponen modular synthesizer klasik, memungkinkan pengguna unuk membuat kompleks dan dinamis sonic topoligi, dengan generator, filter dan modulator, dalam nyata semacam modular synthesiezer atau aliran graspable bahasa pemograman yang dikuasai.
Contohnya adalah sistem Topobo. Dimana balok-balok dalam LEGO Topobo seperti blok yang dapat bertak bersama, tetapi juga dapat bergerak sendiri menggunakan komponen bermotor. Seseorang bisa mendorong, menarik, dan memutar blok tersebut, dan blok dapat menghapal gerakan-gerakan ini.
3)
Computer Vision
Computer Vision sering didefinisikan
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana computer
dapat mengenali objek yang diamati atau diobservasi. Arti dari computer vision
adalah merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat, dimana
mesin mampu mengekstrak informasi dari gambar yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas teretntu. Sebagai suatu ilmu, visi computer berkaitan
dengantori dibalik system buatan bahwa ekstrak informasi dari gambar. Data
gambar dapat mengambil banyak bentuk, seperti urutan video, pandangan dari
beberapa kamera, atau data multi-dimensi dari scanner medis. Sebagai disiplin
teknologi, computer vision berusaha untuk menerapkan teori dan model untuk
pembangunan system.
Computer Vision ini juga merupa penggabungan antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Pengolahan citra (image Processing) berlangsung proses tranformasi citra atau gambar, proses ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Dan pada pengenalan pola (pattern recognition) berlangsung proses identifikasi objek pada citra atau innterpretasi citra, dimana proses ini bertujuan unt mengekstrak informasi atau pesan yang disampaikan oleh gambar atau citra.
Bersama Intelijensia Semu (Artificial Intelligence) akan mampu menghasilkan system intelijen visual ( Visual Intelligence System).
Contoh aplikasi visi computer mencangkup system untuk :
Computer Vision ini juga merupa penggabungan antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Pengolahan citra (image Processing) berlangsung proses tranformasi citra atau gambar, proses ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Dan pada pengenalan pola (pattern recognition) berlangsung proses identifikasi objek pada citra atau innterpretasi citra, dimana proses ini bertujuan unt mengekstrak informasi atau pesan yang disampaikan oleh gambar atau citra.
Bersama Intelijensia Semu (Artificial Intelligence) akan mampu menghasilkan system intelijen visual ( Visual Intelligence System).
Contoh aplikasi visi computer mencangkup system untuk :
·
Pengendalian
prosen (misalnya, sebuah robot industry atau kendaraan otonom).
·
Mendeteksi
peristiwa (misalnya, untuk pengawasan visual atau orang menghitung).
·
Mengorganisir
informasi (misalnya, untuk pengindeksan database foto dan gambar urutan).
·
Modeling benda
atau lingkungan (misalnya, industry inspeksi, analisis gambar medis atau
topografis model).
·
Interkasi
(misalnya, sebagai input ke perangkat untuk interaksi manusia computer).
·
Visi computer
juga dapat digambarkan sebagai pelengkap (tapi tidak harus lawan) penglihatan
biologis. Biologis visi, presepsi visual manusia adan berbagai system ini
beroperasi dalam hal prose-prosen fisiologis.
·
Sub domain visi
computer meliputi adegan rekonstruksi, acara deteksi, pelacakan video,
pengenalan objek, belajar, pengindeksian, gerak estimasi, dan gambar restorasi.
4)
Browsing Audio
Data
Sebuah metode browsing jaringan
disediakan untuk browsing video atau audio data yang di tembak oleh sebuah IP.
Jaringan video atau audio metode browsing sesuai mencangkup langkah-langkah dari:
·
Menjalankan
sebuah program splikasi komputetr local untuk mendapatkan kode identifikasi
yang disimpan dalam kamera IP.
·
Transmisi untuk
mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS (Dinamic Domain Name Server) oleh
program aplikasi.
·
Mendapatkakn
kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IO kamera
dan control kamera IP melalui kamera IP pribadi, dan
·
Kopel ke layanan
server melalui alamat server pribadi sehina untuk mendapatkan video atau audio
dara yang ditembak oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video atau
audio data yang ditembak oleh kamera IP melalui Internet.
Penemuan
ini berkaitan dengan system dan metode untuk browsing video/ audio data, lebih
khusus ke jaringan video atau audio system browsing dan metode yang akan diatur
sebuah IP untuk browsing video atau audio.
Singkatnya, browsing audio data ini adalah suatu fasilitas yang dapat mengidentifikasi suatu file audio. Misalnya, dengan mengetahui elemen-elemen yang tidak ada pada file audio tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui siapa penyanyi, siapa pengarang, ataupun siapa pencipta dari file audio tersebut.
Singkatnya, browsing audio data ini adalah suatu fasilitas yang dapat mengidentifikasi suatu file audio. Misalnya, dengan mengetahui elemen-elemen yang tidak ada pada file audio tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui siapa penyanyi, siapa pengarang, ataupun siapa pencipta dari file audio tersebut.
5)
Speech
Recognition
Automatic
Speech Recognition (ASR) adalah suatu pengembangan teknik dan system yang
memungkinkan computer untuk menerima masukan berupa kata yang di ucap.
Teknologi ini, memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami
kata-kata yang diucapkan dnegan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal
digital tersebut dengan pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat.
Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya mejadi sinyal digital dengan cara
mengubah gelombang suara sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan
kode-kode tertentu untuk mengidentifikasika kata-kata tersebut. Hasil dari
identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan yang
dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagao sebuah komando untuk melakkan
suatu pekerjaan, misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilalukan
secara otomatis dengan komando suara.
Alat pengeal ucapan, atau yang sering disebut dengan speech recognition ini, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi, disimpan dalam computer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam memcocokkan kata yang diucapkan selajutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan ini sifatnya masih tergantung pada pengeras suara. Dan kekurangan lain dari alat ini, adalah alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja, serta hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sedikit dari peralatan ini yang sifatnya tidak tergatung pada pengeras suara dan dapat mengenal kata yang diucapkan banyak orang serta dapat mengenal kata-kata continue atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.
Pengenalan suara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengenalan pengguna (identifikasi suara berdasarkan orang yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi berdasarkan kata yang diucapkan).
Alat ini sudah ada sejak tahun 1940, dimana pada tahun tersebuut perussahaan American Telephone and Telegraph Company (AT&T) sudah mulai mengembankan suatu perangkat teknologi yang dapat mengidentifikasi kata yang diucapkan manusia. Lalu, sekitar tahun 1960-an para peneniliti dari perusahaan tersebut sudah berhasil membuat suatu perangkat yang dapat mengidentifikasi kata-kata terpisah dan pada tahun 1970-an, mereka sudah dapat membuat perangkat yang dapat megidentikikasi kata-kata continue. Alat ini menjadi fungsional sejak tahun 1980-an dan hingga sekarang masih akan terus dikembangkan dan ditingkatkan keefektifannya.
Alat pengeal ucapan, atau yang sering disebut dengan speech recognition ini, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi, disimpan dalam computer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam memcocokkan kata yang diucapkan selajutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan ini sifatnya masih tergantung pada pengeras suara. Dan kekurangan lain dari alat ini, adalah alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja, serta hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sedikit dari peralatan ini yang sifatnya tidak tergatung pada pengeras suara dan dapat mengenal kata yang diucapkan banyak orang serta dapat mengenal kata-kata continue atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.
Pengenalan suara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengenalan pengguna (identifikasi suara berdasarkan orang yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi berdasarkan kata yang diucapkan).
Alat ini sudah ada sejak tahun 1940, dimana pada tahun tersebuut perussahaan American Telephone and Telegraph Company (AT&T) sudah mulai mengembankan suatu perangkat teknologi yang dapat mengidentifikasi kata yang diucapkan manusia. Lalu, sekitar tahun 1960-an para peneniliti dari perusahaan tersebut sudah berhasil membuat suatu perangkat yang dapat mengidentifikasi kata-kata terpisah dan pada tahun 1970-an, mereka sudah dapat membuat perangkat yang dapat megidentikikasi kata-kata continue. Alat ini menjadi fungsional sejak tahun 1980-an dan hingga sekarang masih akan terus dikembangkan dan ditingkatkan keefektifannya.
Konvensional
Pesatnya perkembangan teknologi digital
yang hingga pada akhirnya menyulitkan pemisahan teknologi informasi, baik
antara telekomunikasi, penyiaran dan teknologi informasi merupakan dinamika
konvergensi. Proses konvergensi teknologi tersebut menghasilkan sebuah revolusi
“broadband” yang menciptakan berbagai aplikasi baru yang pada akhirnya
mengaburkan pula batasan-batasan jenis layanan, misalnya VoIP yang merupakan
layanan turunan dari Internet, Broadcasting via Internet (Radio Internet dan TV
Internet) dsb. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, maka
pengaturan teknologi informasi tidak cukup hanya dengan peraturan
perundang-undangan yang konvensional, namun dibutuhkan pengaturan khusus yang
menggambarkan keadaan sebenarnya dari kondisi masyarakat, sehingga tidak ada
jurang antara substansi peraturan hukum dengan realitas yang berkembang dalam
masyarakat. Beberapa masalah hukum yang teridentifikasi dalam penggunaan
teknologi informasi adalah mulai dari penipuan, pelanggaran, pembobolan informasi
rahasia, persaingan curang sampai kejahatan yang sifatnya pidana.
Kejadian-kejadian tersebut sering terjadi tanpa dapat diselesaikan secara
memuaskan melalui hukum dan prosedur penyidikan yang ada saat ini. Tentunya ini
merupakan tantangan bagi penegak hukum. UU ITE telah sangat tegas mengatur
secara tegas baik dari tata cara penyidikannya hingga perluasan alat bukti[14].
Namun bagian terpenting adalah implementasi di lapangan untuk penegakan hukum
dalam kaitannya beraktivitas di dunia maya.
Salah
satu undang – undang yang dibuat guna meminimalisir kejahatan di dalam teknologi
informasi adalah Undang-undang Transaksi dan Informasi Elektronik (UU No. 11
Tahun 2008 yang disebut sebagai UU ITE). Hal yang mendasar dari UU ITE ini
sesungguhnya merupakan upaya mengakselerasikan manfaat dan fungsi hukum
(peraturan) dalam kerangka kepastian hukum
SUMBER
Ir.
Hasanuddin Sirait, MT”jurnal sejarah perkembangan teknologi telematika” http://www.hsirait.wordpress.com
http://abas-nr.blogspot.co.id/2012/01/mata-kuliah-pengantar-telematika-fitur_07.html
http://blueberry-and-strawberry.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-telematika-dan-dasar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar