Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat
Perbedaan
Kepentingan
Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan.
Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Disini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial dimasyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan diantara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Disini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial dimasyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan diantara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Diskriminasi
dan Ethosentris
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, dimana layanan ini dibuat berdasarkan kumpulan yang
diwakili oleh individu berkenaan. Diskriminasi merupakan suatu amalan yang
biasa dijumpai dalam masyarakat manusia. Ia berpuncak dari pada kecenderungan
manusia untuk membeda-bedakan manusia.
Diskrimasi
boleh berlaku dalam berbagai konteks. Ia boleh dilakukan oleh orang
perseorangan, institusi, firma, malah oleh kerajaan. Terdapat berbagai
perlakuan yang boleh dianggap sebagai diskriminasi, perlakuan diskrimasi yang
ketara adalah seperti berikut:
·
Seorang
peniaga enggan berurusan dengan seorang pelanggan berdasarkan kumpulan yang
diwakillinya.
·
Seorang
majikan memberi gaji yang tidak setimpal dengan sumbangannya kepada pekerja
berdasarkan kumpulan yang diwakilinya.
·
Sebuah
institusi pendidikan enggan menerima seorang pelajar, walaupun dia mempunyai
kelayakan dan masih mempunyai kekosongan dalam institusi berkenaan, disebabkan
individu berkenaan mewakili kumpulan tertentu.
Diskriminasi
dianggap sebagai sesuatu yang tidak adil berdasarkan prinsip "setiap
manusia harus diberi hak dan peluang yang sama"(Bahasa Inggeris: Equal Opportunity)
Etnosentrisme atau sukuisme adalah sikap berlebihan yang
menganggap hanya etnis kelompok tertentu saja yang baik, benar dan unggul.
Adapun kelompok lainnya tidak. Dampak yang dihasilkannya bisa sangat fatal
akibatnya. Bayangkan saja jika generalisasi kasar dilakukan terhadap etnis
tertentu yang dianggap negatif sebagai; kasar, kotor, bermental buruk, atau
bahkan musuh, maka tidak jarang akan berujung pada konflik komunal.
Sejarah
menunjukkan, pemaknaan secara negatif atas keragaman telah melahirkan
penderitaan panjang umat manusia. Pada saat ini, paling tidak telah terjadi 35
pertikaian besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta jiwa terusir dari
tempat yang mereka diami, paling sedikit 7 juta orang terbunuh dalam konflik
etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi dari Barat sampai Timur, dari
Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir dari Yugoslavia,
Cekoslakia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari
Srilangka, India hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen
etnis, ras, golongan dan juga agama.
Etnosentrisme
atau sukuisme ternyata begitu kental dalam pergaulan sehari-hari. Pandangan
tentang keunggulan etnis tertentu atas lainnya sudah menjadi rahasia publik.
Disebut rahasia, sebab pengakuan keunggulan tersebut diakui secara umum oleh
masing-masing kelompok (etnis, suku, bahkan agama), meskipun secara
sembunyi-sembunyi.
Pertentangan dan
Ketengan dalam Masyarakat
Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar
yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
·
Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
·
Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan
·
Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku
yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,
misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang
paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas yaitu
masyarakat.
·
Pada
taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri
seseorang
·
Pada
taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk
menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
·
Pada
taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai
dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang
bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta
minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber
sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam
kebudayaan-kebudayaan lain.
Golongan-golongan
yang Berbeda dan Intgrasi Sosial
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang
berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem
nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik,
ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku
Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah
besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara
masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat
hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan
kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
1.
Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2.
Isu
asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga
negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
3.
Agama,
sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4.
Prasangka
yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Integrasi
Nasional
Integrasi
nasional adalah suatu proses yang menyatu padukan berbagai kelompok dalam
masyarakat melalui satu identiti bersama dengan menghilangkan perbedaan dan
identitas masing-masing.
Integrasi
Nasional memiliki ciri-ciri:
·
Melibatkan
pertembungan dua atau lebih asyarakat dan budaya
·
Satu
bentuk budaya baru dilahirkan dan menjadi milik bersama masyarakat dan budaya
berbeda
·
Dalam
budaya baru yang dibentuk, hilangnya identitas mesyarakat dan perbedaan
kebudayaan
·
Intergrasi
social boleh berlaku dalam sector ekomoni, partai politik, dan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar